A.
Pengertian Gangguan Haid
Gangguan haid adalah perdarahan
haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah
darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal:
Fisiologi haid normal:
·
Berlangsung antara 25-35 hari atau
21-31 hari
·
Estrogen dihasilkan oleh follikel dan
korpus luteum
·
Peningkatan Estrogen pada midsiklus →
lonjakan LH → ovulasi
·
Peningkatan dihasilkan hanya oleh
korpus luteum
·
Korpus luteum ada hanya jika terjadi
ovulasi
·
Umur korpus luteum ±10-14 hr
·
Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr
(hampir selalu tetap)
·
Fase folikulogenesis atau Fase
proliferasi variasi antara 7-21hr
Gangguan haid terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Gangguan ritme. Gangguan ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: gangguan yang sering terjadi (polimenorea), jarang terjadi (oligomenorea), terjadinya tidak teratur dan tidak terjadi haid sama sekali (amenorea).
1. Gangguan ritme. Gangguan ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: gangguan yang sering terjadi (polimenorea), jarang terjadi (oligomenorea), terjadinya tidak teratur dan tidak terjadi haid sama sekali (amenorea).
2. Gangguan pendarahan. Gangguan ini terbagi menjadi
beberapa macam juga, yaitu: sedikit pendarahan (hipomenorea), banyak pendarahan
(hiperme¬norea), pendarahan yang terlalu lama (menoragia) dan pendarahan bercak
(spotting). Timbulnya gangguan pendarahan menunjukkan adanya gangguan organik
(anatomis) atau gangguan endokronologik (hormonal).
B.
KLASIFIKASI GANGGUAN HAID DAN
SIKLUSNYA
Gangguan haid dan siklusnya dalam
masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
1.
Kelainan dalam banyaknya darah
(Normalnya darah haid 80ml):
A. Hipermenorea atau menoragia
Definisi
Menoragia atau hipermenorea adalah
perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah
sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8
hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami
beberapa gejala seperti:
·
Perlu mengganti pembalut hampir
setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
·
Perlunya mengganti pembalut di malam
hari atau pembalut ganda di malam hari
·
haid berlangsung lebih dari 7 hari
·
Darah haid dapat berupa
gumpalan-gumpalan darah
·
Haid yang berlangsung berkepanjangan
dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat
menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya
anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah,
pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
a.
Adanya kelainan organik, seperti:
·
infeksi saluran reporduksi
·
kelainan koagulasi (pembekuan darah),
misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik
trombositopenia purpura (ITP), dll
·
Disfungsi organ yang menyebabkan
terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati
kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan
menurunkan hormon estrogen.
b.
Kelainan hormon endokrin misal akibat
kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus
anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
c.
Kelainan anatomi rahim seperti adanya
mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim
dan lain sebagainya.
d.
Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD,
hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan
obat-obatan antikoagulan.
B. Hipomenorea
Definisi
Hipomenorea
adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari 80ml. Penyebab Hipomenorea
disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi,
penyakit menahun maupun gangguan hormonal
Penyebab
o Kesuburan
endometrium kurang akibat dari kurang gizi.
o penyakit
menahun maupun gangguan Hormonal
o Gangguan
endokrin.
o Kekurangan
esterogen maupun progesteron
2.
Kelainan Panjang Siklus (Normalnya =
21-35hr):
A. Polimenorea
Definisi
Polimenorea
adalah siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21
hari) . Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau
lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang
relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Penyebab
adanya
ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi
(pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya
suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering.
Gangguan
keseimbangan hormon dapat terjadi pada :
1. 3-5
tahun pertama setelah haid pertama
2. Beberapa
tahun menjelang menopause
3. Gangguan
indung telur
4. Stress
dan depresi
5. Pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
6. Penurunan
berat badan berlebihan
7. Obesitas
8. Olahraga
berlebihan, misal atlit
9. Penggunaan
obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Penanganan :
Penanganan :
© Pada
kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
© Pada
insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
© Pada
fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
B. Oligomenorea
Definisi
Oligomenorea
merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari,
sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5
tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya
menopause.
Umumnya
oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan
gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika
oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan
kesuburan.
Penyebab
Oligomenorea
biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Dapat juga terjadi pada :
⇝ Gangguan
indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
⇝ Stres
dan depresi
⇝ Sakit
kronik
⇝ Pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
⇝ Penurunan
berat badan berlebihan
⇝ Olahraga
berlebihan, misal atlit
⇝ Adanya
tumor yang melepaskan estrogen
⇝ Adanya
kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah
haid
⇝ Penggunaan
obat-obatan tertentu
Penanganan :
Penanganan :
¨ Tidak
diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
¨ Indukasi
ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
C. Amenorea
Definisi
Amenorea adalah keadaaan tidak
terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa
sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
-
Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
- Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya
haid selama 3 siklus (pada kasus
oligomenorea atau jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus sebelumnya mendapatkan siklus haid.
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea
primer adalah:
• Pubertas
terlambat
• Kegagalan
dari fungsi indung telur
• tidak
tumbuhnya organ rahim dan vagina
• Gangguan
pada susunan saraf pusat
• Hymen imperforate, yaitu selaput dara tidak
berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada
kejadian ini biasanya mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini bisa diatasi
dengan operasi
Penyebab terbanyak dari amenorea
sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan
metode kontrasepsi. penyebab lainnya adalah:
Ø Obat-obatan
Ø Stres
dan depresi
Ø Nutrisi
yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
Ø Gangguan
hipotalamus dan hipofisis
Ø Gangguan
indung telur
Ø Penyakit
kronik
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
1. Sakit kepala
2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
1. Sakit kepala
2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
3. Perdarahan di luar haid :
A. Metroragia
Definisi
Metroragia adalah
perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia
merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada
metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang
dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa
bercak.
Penyebab
Perdarahan dari
uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada :
a)
Serviks uteri , seperti polipus
servisis uteri
b)
Korpus uteri seperti abortus , mioma
uteri , polip endometrium
c)
Tuba fallopi seperti radang tuba ,
tumor tuba
d)
Ovarium, seperti radang ovarium,
tumor ovarium
4.
Gangguan lain yang ada hubungan
dengan haid :
A. Pre menstrual tension (ketegangan pra haid)
Definisi
Ketegangan
sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan
sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesterom menjelang menstruasi. Premenstrual tension terjadi
pada umur 30-40 tahun.
Gejala
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional, gelisah, susah tidur, perut kembung, mual muntah, payudara tegang dan sakit terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin;konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional, gelisah, susah tidur, perut kembung, mual muntah, payudara tegang dan sakit terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin;konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
B. Mastodinia
Definisi
Adalah rasa tegang
pada payudara menjelang haid.
Penyebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Penyebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
C. Pre menstruasi syndrome
Definisi
Sindrom
pramenstruasi (PMS) atau yg dikenal dengan Pre Menstrual Dysphoric
Disorder (PMDD) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku
yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid).
Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan
dimulai.
Tanda dan gejala
1.
Perasaan malas bergerak, badan
menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
2.
Nafsu makan meningkat dan suka makan
makanan yang rasanya asam
3.
Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah
uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
4.
Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
5.
Kepala nyeri.
6.
Pingsan.
7.
Berat badan bertambah karena tubuh
menyimpan air dalam jumlah yang banyak
8.
Pinggang terasa pegal
Penanganan
Penanganan
1.
Mengurangi makanan yang bergaram,
seperti kentang goreng, kacang-kacangan dan makanan berbumbu, untuk mengurangi
penahanan air berlebih.
2.
Kurangi makanan yang berupa tepung,
gula, kafein, dan coklat.
3.
Tambahkan makanan yang mengandung
kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
4.
Konsumsi makanan berserat dan
perbanyak minum air putih.
5.
Jika menstruasi cukup banyak
mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat
besi agar terhindar dari anemia.
Faktor penyebab PMS :
1. Sekresi abnirnal yang abnormal.
2. Kelebihan atau definisi progesterone.
3. Kelebihan atau definisi kolesterol, androgen dan prolaktin.
4. Kelebihan hormon anti dieresis.
5. Kelebihan atau definisi prostaglandin.
Faktor penyebab PMS :
1. Sekresi abnirnal yang abnormal.
2. Kelebihan atau definisi progesterone.
3. Kelebihan atau definisi kolesterol, androgen dan prolaktin.
4. Kelebihan hormon anti dieresis.
5. Kelebihan atau definisi prostaglandin.
D. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti olehperdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah. Mittelschmerz mudah dikenali karena memiliki ciri yang khas, yaitu nyeri/rasa tidak nyaman yang dirasakan hanya pada satu sisi perut bagian bawah. Sesuai dengan ovulasi yang terjadi bisa di sisi kiri atau kanan secara acak tidak beraturan. Kadang di satu sisi saja selama beberapa bulan, kadang bergantian dll.
Nyeri biasanya terasa selama beberapa menit sampai beberapa jam, bahkan bisa sampai 1 atau 2 hari. Nyeri bisa dirasakan seperti di sayat atau nyeri tumpul seperti kram. Jarang nyerinya sampai berat/kuat.
Mittelschmerz terjadi saat ovulasi, dimana folikel (sel telur) matang, keluar/pecah dari indung telur. Penyebab pastinya rasa nyeri ini masih belum diketahui. Berikut hal yang mungkin menyebabkan timbulnya nyeri:
* Sesaat sebelum sel telur dilepaskan, folikel yang membesar menekan permukaan indung telur sehingga menyebabkan nyeri.
* Darah dan cairan yang timbul akibat pecah/keluarnya sel telur mengiritasi lapisan dalam perut (peritoneum), sehingga menimbulkan nyeri.
Apakah penyebabnya?
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan penyebab rasa nyeri tersebut. Jika dihubungkan dengan proses ovulasi, perkembangan folikel dalam ovarium mungkin dapat menyebabkan peregangan pada permukaan ovarium sehingga menimbulkan rasa nyeri. Saat terjadinya ovulasi, cairan dan darah dari rupturnya folikel yang telah matang dapat menyebabkan iritasi pada peritonium. Mittelschmerz dapat dirasakan pada satu sisi pada tiap bulan, dan dapat berganti sisi yang lain pada bulan berikutnya, maupun hanya satu sisi pada bulan tertentu.
Nyeri yang dirasakan tidak berat. Dalam kenyataannya nyeri ini tidak selalu menimbulkan kerugian, salah satu keuntungan bagi eanita adalah saat merencanakan, meencoba maupun mencegah kehamilan. Adanya nyeri ini dapat digunakan sbagai pertanda terjadinya ovulasi
Tanda dan gejala:
1. Terjadi pada satu sisi (satu sisi ovarium)
2. Berulang atau pernah ada riwayat sebelumnya
3. Biasanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam, dapat juga terjadi selama 24-28 jam
4. Biasanya tejam, cramping, distinctive pain
5. Severe (jarang) dapat berpindah ke sisi yang satunya pada bulan berikutnya atau dari satu periode ke periode yang lain
Pemerikasaan yang dapat dilakukan?
Biasanya pemeriksan panggul dalam tdak menunjukkan kelainan. Prosedur diagnosis yang lain seperti USG juga dapat dilakukan dan dapat menujukkan penyebab nyeri jika nyeri saat ovulasi semakin panjang.
Terapi?
Tidak ada terapi khusus,kecuali sangat dibutuhkan misalnya dalam keadaan yang sangat nyeri dapat digunakan analgesik (anti nyeri). Hubungi atau periksa ke dokter apabila terjadi perubahanseperti lebih lama dari biasanya atau disertai dengan pendarahan pervaginam.
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti olehperdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah. Mittelschmerz mudah dikenali karena memiliki ciri yang khas, yaitu nyeri/rasa tidak nyaman yang dirasakan hanya pada satu sisi perut bagian bawah. Sesuai dengan ovulasi yang terjadi bisa di sisi kiri atau kanan secara acak tidak beraturan. Kadang di satu sisi saja selama beberapa bulan, kadang bergantian dll.
Nyeri biasanya terasa selama beberapa menit sampai beberapa jam, bahkan bisa sampai 1 atau 2 hari. Nyeri bisa dirasakan seperti di sayat atau nyeri tumpul seperti kram. Jarang nyerinya sampai berat/kuat.
Mittelschmerz terjadi saat ovulasi, dimana folikel (sel telur) matang, keluar/pecah dari indung telur. Penyebab pastinya rasa nyeri ini masih belum diketahui. Berikut hal yang mungkin menyebabkan timbulnya nyeri:
* Sesaat sebelum sel telur dilepaskan, folikel yang membesar menekan permukaan indung telur sehingga menyebabkan nyeri.
* Darah dan cairan yang timbul akibat pecah/keluarnya sel telur mengiritasi lapisan dalam perut (peritoneum), sehingga menimbulkan nyeri.
Apakah penyebabnya?
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan penyebab rasa nyeri tersebut. Jika dihubungkan dengan proses ovulasi, perkembangan folikel dalam ovarium mungkin dapat menyebabkan peregangan pada permukaan ovarium sehingga menimbulkan rasa nyeri. Saat terjadinya ovulasi, cairan dan darah dari rupturnya folikel yang telah matang dapat menyebabkan iritasi pada peritonium. Mittelschmerz dapat dirasakan pada satu sisi pada tiap bulan, dan dapat berganti sisi yang lain pada bulan berikutnya, maupun hanya satu sisi pada bulan tertentu.
Nyeri yang dirasakan tidak berat. Dalam kenyataannya nyeri ini tidak selalu menimbulkan kerugian, salah satu keuntungan bagi eanita adalah saat merencanakan, meencoba maupun mencegah kehamilan. Adanya nyeri ini dapat digunakan sbagai pertanda terjadinya ovulasi
Tanda dan gejala:
1. Terjadi pada satu sisi (satu sisi ovarium)
2. Berulang atau pernah ada riwayat sebelumnya
3. Biasanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam, dapat juga terjadi selama 24-28 jam
4. Biasanya tejam, cramping, distinctive pain
5. Severe (jarang) dapat berpindah ke sisi yang satunya pada bulan berikutnya atau dari satu periode ke periode yang lain
Pemerikasaan yang dapat dilakukan?
Biasanya pemeriksan panggul dalam tdak menunjukkan kelainan. Prosedur diagnosis yang lain seperti USG juga dapat dilakukan dan dapat menujukkan penyebab nyeri jika nyeri saat ovulasi semakin panjang.
Terapi?
Tidak ada terapi khusus,kecuali sangat dibutuhkan misalnya dalam keadaan yang sangat nyeri dapat digunakan analgesik (anti nyeri). Hubungi atau periksa ke dokter apabila terjadi perubahanseperti lebih lama dari biasanya atau disertai dengan pendarahan pervaginam.
E. Dismenorea
Definisi
Dismenore
adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah
tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa
disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam
rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama
dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Penyebab :
a. Dismenore primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenore primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas.Etiologi dismenore primer di antaranya yaitu:
1. Faktor psikologis
Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasa kesakitan. Seringkali segera setelah perkawinan dismenorea hilang, dan jarang sekali dismenorea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun perubahan psikis.
2. Faktor endokrin
Pada umumnya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
3. Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan hubungan asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren, asma bronchial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan mekanismenya.
4. Faktor neurologis
Uterus dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
5. Prostaglandin
Penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadinya dismenorea. Prostaglandin yang berperan disini yaitu prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin diinduksi oleh adanya lisis endometrium dan rusaknya membran sel akibat pelepasan lisosim.
Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah.
b. Dismenore sekunder
· Faktor konstitusi seperti : anemia.
· Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis
· Anomali uterus congenital
· Leiomioma submukosa.
· Endometriosis dan adenomiosis
MANIFESTASI KLINIK
a. Dismenorea Primer
Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar
b. Dismenorea Sekunder
· Cenderung timbul setelah siklus 2 tahun teratur
· Nyeri sering timbul terus menerus dan tumpul
· Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaaan dengan keluarnya darah
KOMPLIKASI
· Syok
· Penurunan kesadaran
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:
· Pemberian obat analgetik.
· Terapi hormonal
· Terapi dengan obat nonsteriod antiprostagladin.
· Dilatasi kanalis serviksalis
Dapat memberikan keringan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan dismenore adalah:
a. Tes laboratorium
· Pemeriksaan darah lengkap : normal.
· Urinalisis : normal
b. Tes diagnostic tambahan
Laparaskopi : penyikapan atas adanya endomeriosi atau kelainan pelvis yang lain.
Penatalaksanaan dan pengobatan :
Penyebab :
a. Dismenore primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenore primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas.Etiologi dismenore primer di antaranya yaitu:
1. Faktor psikologis
Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasa kesakitan. Seringkali segera setelah perkawinan dismenorea hilang, dan jarang sekali dismenorea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun perubahan psikis.
2. Faktor endokrin
Pada umumnya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
3. Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan hubungan asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren, asma bronchial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan mekanismenya.
4. Faktor neurologis
Uterus dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
5. Prostaglandin
Penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadinya dismenorea. Prostaglandin yang berperan disini yaitu prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin diinduksi oleh adanya lisis endometrium dan rusaknya membran sel akibat pelepasan lisosim.
Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah.
b. Dismenore sekunder
· Faktor konstitusi seperti : anemia.
· Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis
· Anomali uterus congenital
· Leiomioma submukosa.
· Endometriosis dan adenomiosis
MANIFESTASI KLINIK
a. Dismenorea Primer
Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar
b. Dismenorea Sekunder
· Cenderung timbul setelah siklus 2 tahun teratur
· Nyeri sering timbul terus menerus dan tumpul
· Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaaan dengan keluarnya darah
KOMPLIKASI
· Syok
· Penurunan kesadaran
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:
· Pemberian obat analgetik.
· Terapi hormonal
· Terapi dengan obat nonsteriod antiprostagladin.
· Dilatasi kanalis serviksalis
Dapat memberikan keringan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan dismenore adalah:
a. Tes laboratorium
· Pemeriksaan darah lengkap : normal.
· Urinalisis : normal
b. Tes diagnostic tambahan
Laparaskopi : penyikapan atas adanya endomeriosi atau kelainan pelvis yang lain.
Penatalaksanaan dan pengobatan :
1. Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk
menenangkan diri.
2. Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang).
3. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
4. Minum minuman hangat terutama yang mengandung kalsium tinggi.
5. Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit dengan sesuatu yang
hangat.
6. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini
bisa membantu relaksasi (kaki menekuk ke arah dada).
7. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis
tinggi 500mg jika dibutuhkan dan tidak ada riwayat maag kronis, terutama
seminggu sebelum menstruasi.
8. Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
9. Mengurangi Konsumsi kopi
F. Pseudominore
DefinisiSuatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput darah.
Penyebab:
1. Kongenital yaitu suatu keadaan dimana selaout dara tidak brubang.
2. Acquisita, yaitu suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher rahim atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri.
Tanda dan gejala:
1. Nyeri lebih dari 5 hari tanpa pendarahan
2. Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan karena adanya darah yang derkumpul dibelakang.
Komplikasi pseudominore:
1. Hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam vagina.
2. Hematometra, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam rahim.
3. Hematosalping, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam tubuh.
Komentar
Posting Komentar