Asma Bronchial adalah salah satu dari diantara sekian
banyaknya macam penyakit yang pernah ada. Asma sendiri adalah gangguan
pernafasan dimana seseorang mengalami kesulitan dalam bernafas. Penyakit asma
sendiri adalah penyakit yang jangan sampai seseorang itu menyepelekannya.
Karena asma yang dibiarkan terus berlarut tentu akan sangat berbahaya dan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu penyakit asma yang dikenal adalah
penyakit asma bronchial.
Asma bronchial adalah gangguan
fungsi aliran udara paru yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap
berbagai rangsangan dengan karakteristik bronkospasme, hiper sekresimukosa dan
infeksi saluran pernafasan.
Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronchial adalah penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trachea dan bronkus yang luas dan menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena pengobatan maupun secara spontan.bronkospasme.
Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronchial adalah penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trachea dan bronkus yang luas dan menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena pengobatan maupun secara spontan.bronkospasme.
Etiologi yang pasti dari
asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang dilakukan, menjelaskan bahwa
saluran nafas penderita asma mempunyai sifat yang sangat khas, yaitu sangat
peka terhadap berbagai rangsangan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut :
a. Faktor pencetus
1) Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dll)
2) Asap rokok
3) Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, serbuk kayu)
4) Obat-obatan : Aspirin, penicilin
5) Infeksi terutama oleh virus
6) Emosi
7) Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau dingin.
8) Aktivitas fisik yang berlebihan
9) Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam
10) Penyakit tertentuyang memperberat : infeksi hidung (sinusitis).
b. Faktor Keturunan
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut :
a. Faktor pencetus
1) Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dll)
2) Asap rokok
3) Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, serbuk kayu)
4) Obat-obatan : Aspirin, penicilin
5) Infeksi terutama oleh virus
6) Emosi
7) Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau dingin.
8) Aktivitas fisik yang berlebihan
9) Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam
10) Penyakit tertentuyang memperberat : infeksi hidung (sinusitis).
b. Faktor Keturunan
Patofisiologi
Dasar kelainan pada asma adalah suatu hiperaktivitas bronkus yaitu sindroma klinik yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan, baik rangsangan dari dalam maupun dari luar.
Dengan manifestasi penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan derajat yang berubah-ubah secara spontan atau dengan pengobatan (faisal yunus;1990).
Ada 2 komponen penyempitan saluran nafas pada asma yaitu :
a. Bronkospasme
Disebabkan karena kontraksi otot polos bronkus.
b. Inflamasi dinding mukosa saluran nafas
Menyebabkan edema dan hiopersekresi mukosa. Hal tersebut menyebabkan obstruksi aliran udara.
Secara skematis patofisiologi asma bronkial dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kien terpajan alergen / faktor pencetus
Sel mast mensekresi berbagai mediator :
→ Histamin, prostaglandin leucotrin, plcitelet activating faktor
Otot polos kontraksi → bronkokonstriksi.
Pembuluh darah kapiler dilatasi (vasodilatasi kapiler sekitar bronkus)
- Spasme otot polos
- Edema mukosa
- Hipersekresi
Dasar kelainan pada asma adalah suatu hiperaktivitas bronkus yaitu sindroma klinik yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan, baik rangsangan dari dalam maupun dari luar.
Dengan manifestasi penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan derajat yang berubah-ubah secara spontan atau dengan pengobatan (faisal yunus;1990).
Ada 2 komponen penyempitan saluran nafas pada asma yaitu :
a. Bronkospasme
Disebabkan karena kontraksi otot polos bronkus.
b. Inflamasi dinding mukosa saluran nafas
Menyebabkan edema dan hiopersekresi mukosa. Hal tersebut menyebabkan obstruksi aliran udara.
Secara skematis patofisiologi asma bronkial dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kien terpajan alergen / faktor pencetus
Sel mast mensekresi berbagai mediator :
→ Histamin, prostaglandin leucotrin, plcitelet activating faktor
Otot polos kontraksi → bronkokonstriksi.
Pembuluh darah kapiler dilatasi (vasodilatasi kapiler sekitar bronkus)
- Spasme otot polos
- Edema mukosa
- Hipersekresi
Tanda dan gejala asma bronkial :
- sesak
- batuk
- wheezing
- Mengalami sesak nafas yang disertai dengan bunyi atau mengi.
- sesak
- batuk
- wheezing
- Mengalami sesak nafas yang disertai dengan bunyi atau mengi.
-
Sesak di dada akibat nafas yang sesak.
-
Batuk-batuk kering yang kemudian berlanjut dengan
batuk berdahak yang biasanya terjadi di malam
hari.
D. Penatalaksanaan Medis
Asma Bronchial
Tujuan
utama pengobatan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup
agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
Tujuan Pengobatan Asma
1.
Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2.
Mencegah eksaserbasi akut
3.
Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal
mungkin
4.
Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
5.
Menghindari efek samping obat
6.
Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow
limitation) ireversibel
7.
Mencegah kematian karena asma
Usaha Pencegahan
1. Usaha menghindari faktor pencetus
2. Imunoterapi : hanya pada kasus
tertentu. Alergen secara periodik dimulai dari dosis kecil, kemudian
ditingkatkan dengan tujuan menimbulkan kekebalan terhadap alergen pencetus
serangan.
Obat-obatan untuk pencegahan
1) Korti kosteroid
Tipikal yang mempunyai manfaat anti inflamasi yang kuat.
2) Kromolin
Bekerja menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan mediator penyebab bronkospasme.
3) Cetotiven
Mempunyai efek menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan efek profilaksis pada asma ekstrinsik terutama pada anak.
Pengobatan pada serangan asma
1) Bronkodilator
Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2, metilkantin, anti kolinergik.
2) Kortikostroid
3) Anti biotik : bila ada infeksi
4) Terapi cairan melalui infus
5) Terapi oksigen : 2-4 L/menit
6) Fisioterapi dada dan terapi intalasi
Pencegahan
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk
mencegah atau menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab
yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya
memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan
asmanya.
Setelah terjadinya serangan asma, apabila
penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk
meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.
Terapi Non Farmakologi
Terapi
non farmakologi adalah bentuk pengobatan dengan cara pendekatan, edukasi dan
pemahaman tentang penyakit asma. Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan
untuk:
1.
Meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan
pola penyakit asma sendiri)
2.
Meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma
sendiri/asma mandiri)
3.
Meningkatkan kepuasan
4.
Meningkatkan rasa percaya diri
5.
Meningkatkan kepatuhan (compliance) dan penanganan mandiri
6.
Membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan
mengontrol asma
Komentar
Posting Komentar